Sabtu, 01 September 2012

NAPAK TILAS

September 2003

tepat setelah melakukan operasi di bulan agustus...aku "diusir" orang tuaku lari dari kota dimana aku lahir...dimana aku besar dan dimana aku menuntaskan pendidikanku. bukan tanpa alasan...kota tercinta itu sedikitpun tak memberiku kesempatan untuk bersaing dan mendapatkan pekerjaan secara "sehat"..pergi dan mengejar impian di luar adalah hal yang kuanggap sangat tepat pada saat itu.

April 2004

7 bulan luntang lantung nyaris kehabisan uang (maklum, saat itu dana sangat terbatas, untung aja ga bayar indekos;-))..Tuhan melihat hamba-Nya yang nyaris putus asa ( selalu menangis pengen pulang)..tawaran bekerja datang....haduh...kalo mengikuti idealisme....sungguh jauh dari impianku...tapi karena kepepet dan memang pengen belajar kerja...tawaran itu kusambut sukacita...(bukannya aku tak pernah diterima di tempat lain...pernah diterima jadi guru tapi nuraniku menggugat..apa yang akan kuberikan pada anak didikku jika aku saja menjalaninya setengah hati...)...jadilah aku kerja kantoran...Ilmu ilmu teknikku perlahan ditelan dengan hitungan hitungan debet kredit;-))...

Juni 2005

hehe...tak perlu lama merantau untuk bertemu pujaan hatiku...toh cita citaku untuk menikah tepat di hari ultahku tercapai sudah...sungguh, sampai titik ini...aku merasa Tuhan teramat baik padaku...satu demi satu doaku dikabulkan....namun tentu saja berliku cobaan yang harus kuhadapi untuk sampai di titik ini.

Desember 2006

Lagi lagi Tuhan memberiku keajaiban...putri kecilku lahir sebagai pelengkap hidupku...satu lagi momen tak terlupakan menjadi catatanku.

Mei 2008

Keputusan terberat dalam hidupku...aku yang sudah betah bekerja...terpaksa memilih...tetap bekerja dengan konsentrasi terpecah atau berhenti dengan resiko menjadi IRT sepenuhnya. Dilema...tapi aku tak pernah membiasakan diri untuk lari dari masalah...hidup itu pilihan...apapun resikonya...tentu harus aku hadapi. Aku memutuskan berhenti tepat di usia diffa 1,5 tahun. Namun ternyata, tak mudah menjadi IRT sepenuhnya..aku benar benar dilanda stres panjang...emosiku tak pernah stabil...saat itu, suami jarang di rumah...terkadang ga pulang berhari hari...semntara tidak mudah menghadapi diffa seorang diri....lelah, bosan benar benar membelit hari hariku. Cuma sebulan bertahan..bulan berikutnya aku memutuskan mengirimkan lamaran lamaran pekerjaan lagi. Ternyata tak mudah, saingan sainganku kebanyakan cewek cewek yang baru lulus kuliah, untuk bekerja di tempat yang jauh pun..izin dari suami ga tembus...saat itu aku hanya membatin...ya Allah...berikan jalan keluar buat kami terutama aku...yang ingin bekerja tapi juga tak mungkin mengabaikan keluarga...

Desember 2010


Tangan Tuhan kembali bekerja...aku yang pd bulan september cuma "ikut-ikutan" tes CPNS...benar benar tak menyangka...bahwa diantara sekian ratus itu, ada namaku di dalamnya...masih terngiang saat suamiku bilang : ngapain capek capek tes..kalo ga punya uang, mending ga usah ikut tes sama sekali (apalgi pada saat itu aku ikut tes di dua kota yang berjauhan..tanggal 9 september tes di prabumulih..seminggu berikutnya tes di cilegon)...tapi dasar nekat...memang sifatku..semakin diremehkan..aku akan semakin berkutat membuktikan diri...Alhamdulillah...doa ortu..doa saudara...tentunya juga tak lepas keridhaan suamiku memudahkan langkahku...Subhanallah....

September 2012

Tepat sembilan tahun aku di perantauan...makin lama aku makin mencintai kota ini...bukan hanya karena kota ini yang terus memberiku kesempatan...tetapi juga karena disini kutemukan hidupku....

2 komentar:

  1. yang pasti sekarang hidup mba wenni udah sempurna ya. ia juga pengen jadi PNS nih. ada keajaiban ga yah..

    BalasHapus
  2. kalo sempurna sih blm..namanya manusia, slalu saja merasa kurang...tp intinya berusaha mensyukuri apa yg ada skrg ia...ga hrs jdi PNS kok ia untk brhasil...krn Allah membuka rezeki itu dri sgala arah selagi kt mau brusaha;-)

    BalasHapus